Apa Bagusnya Musik Cadas?

0
20.14.00


“Apa sih bagusnya musik cadas? Seninya di mananya sih? Teriak-teriak parau gitu gimana caranya ngerti maksudnya?” Inilah kira-kira pertanyaan yang muncul jika kamu non-pecinta musik cadas disodorin musik cadas. Ya genre yang satu ini memang terdengar semrawut alias berantakan, asal keras, gak jelas dan nyakitin kuping. Musik-musik beraliran metal, hardcore, rock, punk ini memang agak susah diterima masyarakat luas karena tingkat kebisingannya yang luar biasa. Tampilan pecintanya pun terkesan garang dan seram seperti preman-preman terminal yang penuh tato dilengkapi kostum robek-robeknya. So, apa bagusnya.

Lagu cadas, bilanglah metal, jika kita lihat dari lirik-lirik dan ekspresi pembawaannya yang biasanya screaming alias teriak-teriak, lagu metal memiliki tema yang bisa kita generalisasikan sebagai bentuk kemarahan, iri, cemburu, kecewa, bete, bosan, merasa tertindas dan terlindas. Hei, ini tidak seluruhnya jelek. Apa salahnya mengekspresikan perasaan yang kesannya negatif? Ya, musik ini menurutku musik yang membuat pendengarnya merasa kuat dari rasa sedih, sakit, terkucilkan, down dan lain-lain. Aliran suaranya yang terkesan strong membuat pendengarnya merasa strong juga. Here’s a story: ada seseorang yang putus cinta karena diselingkuhi pacarnya. Di satu sisi dia bisa saja mendengarkan lagu-lagu sedih yang bertema “kenapa kamu tega seperti ini?”. Di sisi lain dia bisa menikmati kemarahannya melalui musik bernada “anj*ng gue ketipu! awas loe besok! awas!”. Solusi pertama kerap membuat perasaan menjadi down, solusi satunya biasanya menciptakan kemarahan pada perasaan yang kecewa. Ya, kalo kita dikecewain wajar saja kita marah bukannya merasa “apa salahkuuu?” Make sense kan?! Metal makes us strong! Apalagi buat cowok. Cowok harusnya bermental baja bukan tempe.

Lanjut ke permainan musiknya. “Apaan tuh pemain gitar rhythm-nya cuma palm-muting. Gak ada skillnya!” Hahahaa. Namanya juga “main” musik. Main=senang-senang. Kenapa harus repot-repot dan berpayah-payah pamer skill? Bermain musik seharusnya orientasinya “have fun/enjoy” bukannya berpikir ribet. Inilah bedanya antara penonton konser metal dan orkestra. Penikmat lagu keras pasti asik jingkrak-jingkrak, teriak-teriak, ber-moshing dalam circle pit. Mereka terbakar bersama alunan musik. Penonton orkestra cenderung menikmati nilai seni dari nada-nada musik yang lembut. Got it? Lagi pula ada juga kok musik keras yang skill nya canggih. Lihat saja om Synyster Gates atau Nick Hipa atau Mick Thomson. Mengingat 3 gitaris ini saya jadi wondering atraktifnya permainan drum Jordan Mancino, Joey Jordison dan almarhum James Sullivan. Coba deh sekali-sekali dengar atau nonton mereka di Youtube. Tuh, sakti kan?!

Sungguh sayang sekali musik-musik ini susah mendapat sorotan publik, terlebih lagi di Indonesia. Musik-musik cadas sementara ini masih bernaung di festival musik cadas lokal. Yang mampu tembus ke publik biasanya lagu rock dan punk. Itu pun sudah dimodifikasi dengan tema cinta-cintaan. Seharusnya musik keras juga ditampilkan agar mental pria-pria bangsa ini lebih kuat lebih macho lebih garang lebih cowok! 

Maju terus musik cadas!

About Me

Bukan penulis profesional. Masih dalam tahap cita-cita.

0 komentar: